Geotermal Sangat Prospektif, Sri Mulyani: Pemerintah Berusaha Kurangi Risiko Pengelolaannya

20 January 2020 - INAGA

Jakarta, inaga-api.or.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri acara Penyerahan Program Community Development PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha di Hotel Abang Ciwidey, Kabupaten Bandung, Kamis (13/12/2018).


Sri Mulyani berjanji, Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral)  akan bersama-sama mengembangkan kebijakan-kebijakan mengdiversifikasikan energi, terutama energi geotermal atau panas bumi.


Menurutnya, energi panas bumi ini termasuk energi yang punya prospek sangat besar tapi tingkat kesulitan untuk proses pengelolaannya cukup banyak.


"Dulu kesulitannya adalah koordinasi dengan lingkungan karena tempat geotermalnya bisa berlapis dengan hutan yang dilindungi atau daerah pertambangan lain sehingga ini menimbulkan tantangan untuk bisa menatanya," kata Sri Mulyani Ciwidey, Kamis siang.


Selain itu, eksplorasi (panas bumi) juga punya risiko yang sangat besar. Pemerintah, ucapnya, berusaha meminimalisasi risiko tersebut melalui kebijakan-kebijakan untuk pengembangan energi panas bumi.


"Sekarang sudah dibuat untuk bisa menanggung resiko tersebut sehingga setiap pengusaha yang ingin melakukan usaha di bidang geotermal tetap bisa beroperasi," katanya.


Selain itu soal pengembangaan geotermal ini, imbuh Sri Mulyani, Indonesia juga patut belajar pada negara-negara yang sudah maju pengembangan energi ini di Selandia Baru dan Islandia.


"Jadi kita sebagai negara tidak boleh segan belajar pada negara yang sudah baik kelola geotermal. Banyak negara-negara yang tadinya tak memiliki energi atau tergantung pada minyak sekarang bisa berubah. Seperti Iceland (Islandia) sehingga perekonomian mereka bisa kuat," katanya.


Bupati Bandung Dadang M Naser menuturkan potensi geotermal energi Kabupaten Bandung mencapai hampir 3000 megawatt.


Saat ini, dikelola oleh lima perusahaan baik swasta maupun negara melalui BUMN seperti oleh Pertamina dan Geo Dipa.


"Yang baru terproduksi oleh 5 perusahaan itu baru di 697 megawatt atau sekitar 700 megawatt. Seperti oleh PT Geo Dipa potensinya mencapai 400 megawatt tapi yang baru diambilnya baru 60 megawatt," tuturnya.


Menurutnya, kekayaan fosil di Kabupaten Bandung ini masih sangat banyak. Jika ingin sumber energi ini abadi, hutan di kawasan harus tetap baik.


"Pengelolaan investasi berbentuk DBH (Dana Bagi Hasil) dan supporting bonus. Harapannya, pemerintah (daerah) ada saham tapi jangan yang existing (diberi 5 persen). Kita beli lagi 5 persen jadi 10 persen, kalau bisa beli hingga 20 persen kita bisa," kata Dadang M Naser.


SUMBER : jabar.tribunnews.com